wisnu sujianto, ppmi assalaam sukoharjo, jawa tengah
THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 27 Februari 2010

Inilah Saat yang Tepat

Inilah saat yang tepat

tuk mengucap selamat tinggal

biar kenangan mengabur dalam angan-angan

biar peristiwa demi peristiwa yang mempertemukan segala ihwal

menggumpal menjadi butir-butir airmata tuk menghantar kepergianku.


Inilah saat yang tepat

untuk tidak lagi membincangkan segala ihwal

di antara canda dan derai airmata

di antara keping-keping kenestapaan dan keterasingan antarkita

ataukah semua biar binasa mengikut larutnya maut

dan membiarkan kita tidak melambai atau mengucap selamat tinggal.


Inilah saat

membiarkan kenangan menjadi kenangan

membiarkan kedukaan menjadi kedukaan

membiarkan kesedihan menjadi kesedihan

tapi biarkan kita menjadi kita

yang berasal dari negeri asing.


Inilah

yang terakhir mampu kutuliskan

di antara suara unggas malam dan keputusasaan

di antara zikir dan pengharapan tuk dimaafkan

di antara doa dan keinginan untuk menyegerakan pertemuan

di surga-MU

aku menunggu segala persaksian!



LANJUTKAN ......

Ada yang Tak Mampu Kulupa

Ada yang tak mampu kulupa

LANJUTKAN ......

Sabtu, 13 Februari 2010

DIRIKU, TAHU!

LANJUTKAN ......

Kamis, 11 Februari 2010

NEGARA BERTUHAN

Negara Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ketiga setelah Cina dan India. Dengan sendirinya, jumlah penduduk sebanyak itu membuktikan bahwa bangsa indonesia adalah negara bertuhan paling banyak. Hal ini dibuktikan pula bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak wajah Tuhan. Tuhan Yahudi, Tuhan Nasrani (Katolik dan Kristen), Tuhan Budha, Tuhan Hindu, Tuhan Islam, Tuhan manusia berkeyakinan, dan tuhan-tuhan lain yang tak terhitung jumlahnya.

Setiap Tuhan yang menjadi tokoh sentral bagi yang meyakininya tentunya memiliki petunjuk pelaksanaan berketuhanan. Para pemeluk yang meyakininya tentunya pula meyakini bahwa Tuhannya selalu dan senantiasa menganjurkan untuk berbuat baik kepada siapa pun, baik pemeluknya maupun orang-orang di sekitarnya. Tuhan akan merasa dikhianati dan 'dibangsati' jika orang-orang yang meyakini kekuasaan-Nya, meyakini kedaulatan-Nya, yang meyakini bahwa perbuatan seburuk apa pun yang dilakukan pemeluknya, melakukan perbuatan yang menciderai kemanusiaan dan ketuhanan-Nya.

Indonesia tidak akan pernah kehabisan maling, baik maling kecil maupun besar; baik yang disebut maling kelas teri sampai kelas gurita. Indonesia memiliki stok yang sangat melimpah pekerja yang satu ini. Yang juga tidak kalah stoknya adalah penjaja seks komersial atau pelacur atau yang lebih populer 'lonte'. Memang profesi yang sangat tua ini adalah jalan pintas menuju ketenaran dan jalan pintas menjadi kaya yang tidak harus 'ngelmu babi ngepet' atau 'sowan' di kuburan Pangeran Samudra di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. Indonesia juga tidak akan kehabisan para penikmat sajian PSK istimewa ini.

Menu-menu spesial lainnya masih banyak di Indonesia. Meski bangsa Indonesia sangat dikenal religius (dalam arti yang sangat luas) ternyata kereligiusannya itu termasuk percaya kepada dukun, baik dukun palsu maupun dukun beneran.

Nah, sekarang pertanyaannya: di mana letak negara bertuhan?

Bangsa Indonesia pemilik negara Republik Indonesia jelas merupakan negara yang paling banyak memiliki tuhan. Namun demikian, negara yang bertuhan tidak atau sekurang-kurangnya belum menjamin bangsanya memiliki tuhan. Bukti bahwa bangsa ini tidak atau sekurang-kurangnya belum bertuhan adalah banyaknya kasus penistaan terhadap peraturan berketuhanan. Bangsa yang masih suka bermaksiat, masih suka maling, masih suka berzinah, masih suka memenjarakan orang yang tidak sepakat dengan peraturannya sendiri, dan masih menzalimi saudara-saudaranya. Bangsa yang seperti ini tidaklah mungkin memiliki tuhan.

LANJUTKAN ......

Rabu, 10 Februari 2010

Proloog

Khasanah bahasa, sastra, dan seni adalah wilayah yang akhir-akhir mulai populer dan disenangi oleh anak-anak muda. Sastra dan seni bukan lagi persoalan yang menjemukan bagi anak-anak muda. Ini merupakan berita yang sangat menggembirakan. 

Para seniman, bahasawan, dan sastrawan bisa bernafas lega karena tidak lagi harus merasakan kelaparan dan kehausan yang panjang. Karya-karya mereka mulai menjadi tambang uang dan sedikit bisa memberikan penghiburan. 

LANJUTKAN ......